Pengaruh Terapi Hipotermi terhadap Kejadian Kejang pada Bayi Asfiksia di Ruang Alamanda RSUD Bangil

  • Erik Kusuma Universitas Jember
Keywords: bayi asfiksia, kejang, terapi hipotermi

Abstract

Asfiksia perinatal menjadi salah satu penyebab kematian pada bayi baru lahir. Dampak asfiksia asfiksia perinatal diantaranya adalah kerusakan susunan saraf pusat yang mengakibatkan terjadinya ensefalopati hipoksia iskemia, yang ditandai dengan timbulnya kejang tonik klonik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi hipotermi terhadap kejadian kejang pada bayi asfiksia di Ruang Alamanda Rumah Sakit Umum Daerah Bangil. Penelitian ini menggunakan desain pra eksperimen bentuk static group comparison. Sampel dalam penelitian ini adalah bayi asfiksia yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling. Data yang diperoleh dianalisa dengan Uji Fisher. Bayi asfiksia yang diberikan terapi hipotermi hampir seluruhnya (91%) tidak mengalami kejang, sedangkan pada bayi asfiksia yang tidak diberikan terapi hipotermi, sebanyak 55% mengalami kejang. Dari hasil uji Fisher dengan tingkat kemaknaan 95% (α=0.05) didapatkan nilai p=0,032 (<α 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi hipotermi terhadap kejadian kejang  pada bayi asfiksia di  Ruang Alamanda RSUD Bangil. Terapi hipotermi mencegah terjadinya kejang pada bayi asfiksia dengan mengurangi kecepatan metabolik serebral, menghambat aktivitas glutamat dan dopamine dan meningkatkan ambang batas kejang listrik pada otak.

 

 

Kata Kunci: bayi asfiksia, kejang, terapi hipotermi

References

Azzopardi, D., Brocklehurst, P., Edwards, D., Halliday, H., Levene, M., Thoresen, M., Whitelaw, A. (2015). The TOBY Study: Whole body hypothermia for the treatment of perinatal asphyxial encephalopathy: A randomised controlled trial. BMC Pediatr, 8: 17. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2409316/
Baral VR & Chan D. (2013). Hipotermi Terapeutik untuk Ensefalopati Hipoksik Iskemik Pada Neonatus. www.mims-cpd.co.id>diakses. Diakses 12 Januari 2018.
Cornette, L. (2013). Therapeutic Hypothermia In Neonatal Asphyxia. FVV INOBGYN, 4 (2): 133-139. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3987503/
Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan. (2015). Profil Kesehatan Kabupaten Pasuruan 2015. Pasuruan: Dinkes Kabupaten Pasuruan.
Hendra, Halim, W., Prasetyo, E., Maximillian, C.O. (2017). Terapi Hipotermi Ringan Menurunkan Kadar Protein MMP-9 dan Memperbaiki FOUR Score pada Cedera Otak Traumatik Resiko Tinggi. https://ejournal.unsrat.ac.id>download.
Maryunani, A. & Puspita, E. (2013). Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Ed. 1. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Vera M. M., Amir, I. (2013). Gangguan Fungsi Multi Organ Pada Bayi Asfiksia Berat. Sari Pediatri, Vol. 5, No. 2, 72 - 78. Retrieved from https://www.saripediatri.org › index.php › sari-pediatri › article › download
WHO. (2013). Mortality and Burden of Desease, Children Mortality. http://apps.who.int/gho/data/?theme=main&node=10#. Diakses 12 Januari 2018.
Published
2019-12-31