GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN PENDERITA PENYAKIT DEMAM BERDARAH (DBD) DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS NATAR, KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2015
Abstract
Latar Belakang dari penelitian ini adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) baik secara nasional dalam tiga tahun terkahir Incidence Rate (IR) per 100.000 penduduk makin meningkat dari 27,67 tahun 2011 menjadi 37,27 tahun 2012 dan 45,85 pada tahun 2013. Demikian pula tingkat propinsi Lampung dari 20,03 tahun 2011, 68,44 tahun 2012 dan 58,08 pada tahun 2013. Demikian pula  Kabupaten Lampung Selatan telah menjadi daerah endemis penyakit DBD pada hampir seluruh kecamatan kendati sedikit fluktuatif. Pada  tahun 2013 Kabuaten Lampung Selatan dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB). Kecamatan Natar merupakan wilayah perlintasan jalan Trans Sumatra yang merupakan daerah dengan mobilitas yang tinggi sehingga menjadi resiko penularan penyakit DBD, salah satunya wilayah UPT Puskesmas Natar. Kendati kecenderungannya dalam tiga tahun terakhir menurun namun dibandingkan wilayah Kecmaatan lain namun UPT Puskesmas Natar termasuk tinggi yaitu IR 3,8 pada tahun 2014.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berubungan dengan penderita DBD di wilayah UPT Puskesmas Natar, Kan. Lampung Selatan, seperti pekerjaan, pendidikan, Sosial Ekonomi, Pengetahuan, Sikap, Perilaku dan Lingkungan rumah penderita.
Metode penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif, dengan sampel adalah populasi penderita DBD dari bulan Januari sampai Juni 2015 yang ada di wilayah UPT Puskesmas Natar.
Hasil dan Pembahasan penelitian, sebagaian besar faktor-faktor yang diukur yaitu Sosial Ekonomi, Pengetahuan, Sikap, Perilaku dan Lingkungan relatif baik. Pekerjaan penderita atau keluargannya menggambarkan sebagian besar bekerja secara informal, dengan pendidikan penderita sebagian besar bersifat informal. Dengan demikian peranan faktor-faktor lain yang tidak sebagai variabel yang tidak diukur sebagai dicurigai faktor yang cukup berperan terjadi penyakit DBD. Faktor lain tersebut yang banyak dicurigai dari sebagian penelitian yang menjadi refrensi kurangnya gerakan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN) Demam berdarah Dengue (DBD), sebagai upaya pembersihan lingkungan untuk memutus mata ratai penularan vektor penyakit DBD yaitu nyamuk, Aedes aegypti.
Kata Kunci : DBD, Aedes aegypti, PSNReferences
Agustiansyah, Peitojo, H., Udiyono, A., 2006; Faktor-faktor Yang mempengaruhi Perilaku Masyarakat Dalam Memelihara Ikan Cupang (Betta splendens) Untuk Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue di Kota Pontianak, Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol.1, No. 2, Agustus 2006.
Aryati, IKC., Sali, IW., Aryasih, IGAM., 2012; Hubungan Pengetahuan Sikap dan Tindakan Masyarakat Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Keluarahan Baler Bale Agung, Kec. Negara Tahun 2012; Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 4, No. 2, november 2014, 116-123.
Blum HL., 1983 : Expanding Health Care Horizons, From a General Systems Concept of Heath To a National Health Policy; Secon Edition, Third Party Publishing Company, Oakland.239 Hal.
Cahyo, K., 2006 ; Kajian Faktor-faktor Perilaku Dalam Keluarga Yang Mempengaruhi Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Meteseh Kota Semarang; Media Litbang Kesehatan XVI, No. 4., 8 Mei 2007;
Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan; 2013, Profil Kesehatan Kabupaten Lampung Selatah Tahun 2013. Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selata. 315 Hal.
Dyah OT, Martini, Dharmawan Y., 2011 : Gambaran Epidemiologi Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Kecamatan Tembalang Pada Tahun 2009-2011 Melalui Pendekatan Analisis Spasial.,.20 Juni 2012, 8 Halaman;
Fanany, D., 2012; Dengue Hemorrhagic Fever and Natural Disaster : The Case of Padang, West Sumatra, International Journal of Collaborative Research on Internal Madicine & Public Health, Vol. 4 No. 5, 2012.
Fathi, Keman, S., Wahyni, CU., 2005; Peran Faktor Lingkungan dan Perilaku Terhadap Penularan Demam Berdarah Denue di Kota Mataram, Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 2 No. 1, Juli 2005, 1-10.
Gama T, A., Betty R., F., 2010; Analisis Faktor Resiko Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Desa Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Eksplanasi Volume 5 Nonor 2 Oktober 2010, 8 Halaman.
Green LW., Kreuter MW., 2005; Health Promotion Planning; An Educational and Ecological Approach; Mc Graw Hill, New York, 458 Halaman;
Hasyimi, M., dkk, 2011; Hubungan tempat Penampungan Air Minum dan Faktor Lainnya, Dengan Kejadian Demam Berdarah Denue (DBD)di Provinsi DKI Jakarta dan bali, Media Litbangkes, Vol. 21, Nomor 2, Tahun 2011.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012. ; Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011, Jakarta;
Notoadmojo, S., 2011; Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni, Rineka Cipta, Jakarta.
Nuryanti, E., 2013; perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk di Masyarakat; Jurnal Kesehatan Masyarakat, Krsmas 9 (1) (2013) 15-23.
Satria, G., dkk, 2013, Hubungan Kepadatan Jentik Aedes Aegypti Dengan Kejadian Demama berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu, Jurnal Kesehatan Lingkungan Ruwai Jurai, Vol. 7, Nomor 2, Desember 2013.
Silaban D, 2005 ; Hubungan Iklim Dengan Insiden Demam Berdarah Dengue di Kota Bogor, Skripsi FKM-UI, 9 Oktober 2007;
Susana, D., Rahman, A., Pawenang ET., ...; Potensi daun Pandan Wangi (Pandamus amaryllifolius Roxb.; Jurusan Kesehatan Lingkungan FKM-UI; 4 Halaman;
Susana, D.; Rahman A., Pawenang ET. 2003, Potensi Daun Pandan Wangi Untuk Membunuh Larva Nyamuk Aedes aegypti, Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol. 2 No. 2
Copyright article owned by Jurnal Citra Keperawatan