TINJAUAN SOCIAL SUPPORT DAN SOCIAL NETWORK TERHADAP KONSEP DIRI PENGHUNI LAPAS KASUS NARKOBA DI LP ANAK II A MARTAPURA

  • Poltekkes Banjarmasin Jurusan Keperawatan
  • Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jursan Keperawatan

Abstract

Penyalahgunaan narkoba,hasil survei BNN dengan UI menyatakan penggunaan narkoba tahun 2015 akan mencapai   5,8 - 6 juta jiwa yang menggunakan narkoba.

Perasaan negative dalam dirinyaakanmengalami hambatan dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya serta merasa kurang mampu dalam berinteraksi dengan orang-orang lain. Menurut Hawari (2007), Afiatin (2010)rendahnya harga diri, kurangnya kemampuan hubungan sosial dengan orang lain berperan dalam penyalahgunaan narkoba remaja. Penelitian Viny A (2013) menyatakan  remaja di LP sebanyak 51,7% konsep diri remaja negatif .Tujuan penelitian untuk mengetahui keterkaitan antara social support dan social network terhadap konsep diri penghuni Lapas kasus narkoba.

Desain dalam penelitian adalah deskritif Korelasi, dengan populasi penghuni Lapas dengan jumlah sampel 78 penghuni dilakukan secara acak. Variabel independen : Social network, social support dengan variabel dependen : Konsep Diri (harga diri, Ideal diri, Identitas diri, Peran, Gambaran diri) dengan uji spearman rho.

Hasi penelitian Sebagian besar responden dukungan Social Support secara internal dan eksternal 55penghuni Lapas  (70,5 %) mendapat dukungan  yang baik.Sebagian besar responden dukungan Social Network secara internal  55penghuni Lapas  (70,5 %) mendapat dukungan  yang baik, sedangkan secara eksternal 56 penghuni (71.8%) dukungan yang baik. Kondisi konsep diri sebagian besar penghuni Lapas dalam kategori baik yaitu sebanyak73 responden (93,6 %). Tidak terdapat hubungan antara Social Support  dengan konsep diri penghuni Lapas, sedangkan Social Network baik secara internal maupun secara eksternal  terdapat hubungan dengan konsep diri di lembaga pemasyarakatan dengan kasus narkoba.

Saran bagi penghuni Lapas dan petugas LP agar senantiasa membuka ruang berinteraksi lebih luas dan ada waktu berinteraksi secara terjadwal dengan petugas profesional sedangkan secar eksternal membuat program support oleh keluarga maupun perkumpulan sosial untuk membantu mengembangkan sisi positif yang dimiliki oleh penghuni LP dengan kasus narkoba.

References

Afiatin T. (2010). Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba dengan Program AJI, Gadjah Mada University Press.

Amita WR (2001). Dukungan Social yang diperlukan pada masa Penyembuhan Remaja Penderita Ketergantungan Heroin : Ditinjau dari : Teori Development Model of Recovery. Depok : Fakultas Psikologi UI

Armeliza V (2013). Gambaran Konsep Diri Remaja di Lembaga Permasyarakatan. Universitas Riau.

BNN (2011). Ringkasan Eksekutif Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di 16 Provinsi.

Claudia,Pischke R et al (2012). A feasibility Trial to Examine the Social Norms Approach for The Prevention and Reduction of Licit and Illicit Drug use in Europen University and College Students. BMC Public Health, Germany. ( sitasi, Agustus 2013)

Glanz, Karen, Barbara K Rimer, K Viswinath (2008). Health Behavior and Health Education Theory, Research and Practice. 4 th editor, Jossey Gass, San Pransisco.

Gottlieb, BH (2001). Social Support Strategies. California ; Sage Publication Inc.

Hawari D (2007). Penyalahgunaan Narkotika dan Zat Adiktif, FKUI

Hawari D (2012). Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA. Penerbit FKUI Jakarta.

Ilmi B (2013). Indek Prediktif TB Paru Anak di Provinsi Kal.Sel, Disertasi Unair.

Keliat AK. (1992). Gangguan Konsep Diri. EGC

Lapas II a Martapura (2014). Sensus Laporan Penghuni Lapas. KemenkumHam

Nadra Erin Lisha, William D. Crano and Kevin L. Delucchi (2013).Participation in Team Sports and Alchohol and Marijuana Use Initiation Trajectories, Journal of Drug Issues, 44:83.

Radar Banjarmasin (2013) Pengguna Narkoba di Kal.Sel

Papalia, DE, Ols S.W (1995) Human Development. Mc Graw Hill Inc.

Sadhwani I(2012). Effect Of Self – Concept On Adolescent Depression., Journal of psyhosoc, Vol.7 No.1 147-152.

Saeid Bashirian et al (2013).The Theory-Based Substance Abuse Prevention Program for Adolescents Health Education & Health Promotion, Vol.1, 3-12.

Somar, Lambertus (2001). Rehabilitasi Pecandu Narkoba. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana

Steve Sussman, et al (2012).One-Year Outcomes of a Drug Abuse Prevention Program For Older Teens and Emerging Adults : Evaluating a Motivational Interviewing Booster Component . American Psychological Association, Health Psychology, Vol.31, No.4, pp.476-485.

Stuart, GW dan Sundeen SJ. (1991). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. St Loius : Mosby Yaer Book.

Subiyanto, (2006). Remaja dan Narkotika.http://depsos/modullardiakses 15 Maret 2014

Suroto, S Firdaus, Rizani K (2013). Studi Tentang Dukungan Keluarga Terhadap Kejadian Depresi pada Narapidana Anak d LP Anak Martapura Kab Banjar Pro Kal.Sel . Jurnal Citra Keperawatan. Jilid 1, No.4 tahun 2013

UNODC (2013). World Drug Report 2013

Yurliani R (2007). Gambaran Social Support Pencandu Narkoba, FK USU

Zainuddin S (2002). Dukungan Sosial pada lansia, www.e-psikologi.com

Published
2017-11-29